Kamis, 19 Desember 2019

Sejarah Ilmu Pengetahuan

Apa Itu Ilmu Pengetahuan?
Beberapa orang mungkin sedikit membingungkan akan hal tersebut. Akan tetapi pada dasarnya, Ilmu Pengetahuan muncul karena Pengalaman, yang diambil dari bahasa yunani yaitu Empeira atau dalam bahasa kita Empirisme yang berarti Pengalaman.

Pengalaman diperlukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini dalam menentukan benar atau salahnya suatu pendapat. Pendapat yang dinyatakan seseorang akan dinyatakan gugur apabila pendapat tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya.

Pengalaman yang diperoleh seseorang dapat kemudian diubah menjadi suatu Ilmu Pengetahuan. kebanyakan proses merubah pengalaman menjadi ilmu pengetahuan datang secara tidak sengaja. Sebagai contoh yaitu :

Pengetahuan untuk Membuat Api oleh Manusia Purba



Manusia Purba pada jaman dahulu makan makanan mentah sehingga energi yang diperoleh hanya sedikit dan tentu saja tidak sehat. Setelah tanpa sengaja manusia purba mengetahui tentang api dan cara membuat serta memanfaatkannya, energi yang diperoleh manusia purba menjadi sangat besar, mudah memakan makanannya, serta lebih sehat. Hal tersebut yang diduga oleh para peneliti yang menjadi penyebab bertambahnya volume otak pada manusia purba sekitar 1 juta tahun yang lalu (James and Steven, 1989).

Pengetahuan akan obat-obatan alami
Manusia pada jaman dahulu mencoba berbagai macam bahan-bahan yang ada di alam dan mencari tahu efeknya. Setelah menimbun banyak sekali pengalaman, maka manusia dapat mengubah pengalaman tersebut menjadi ilmu yang menyatakan bahwa daun tanaman A akan mengobati penyakit A dan sebagainya. Para peneliti memperoleh bukti kuat bahwa manusia mulai memanfaatkan tanaman untuk obat-obatan sekitar 60.000 tahun yang lalu untuk mengobati orang sakit (Summer, 2000).

Setelah pengamalam diubah menjadi ilmu pengetahuan, maka berikutnya ilmu pengetahuan dapat diubah menjadi Sains (Science). Sains berasal dari bahasa Yunani yaitu Scire yang berarti mengetahui. Sains merupakan kumpulan dari ilmu pengetahuan yang telah mengalami pemerian, penggolongan dan pendefinisian untuk mengetahui hubungan teratur diantaranya. Awal mula sains ada pada bangsa Mesir Kuno dan Mesopotamia sekitar 3500 - 3000 Tahun sebelum Masih (atau sekitar 5000 tahun yang lalu) (Grant, 2007).

Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi sains diawali dengan rasa keingintahuan yang kuat oleh manusia. Semua itu dapat terjadi pada berbagai kegiatan sehari-hari maupun kegiatan yang lebih kompleks. Keinginan manusia untuk memuaskan rasa keingintahuan tersebut maka manusia mulai mempertanyakan apa-apa saja yang terjadi disekitar mereka.


Gambar 2. Pemukiman Manusia Purba yang Sudah Bertani dan Beternak
Sumber : http://xiisiismansa.blogspot.com/2016/01/sejarah-peminatan-masa-bercocok-tanam.html

Manusia mulai mempertanyakan apa itu hewan, apa itu tumbuhan, apa itu bintang dan sebagainya. Dan untuk memenuhi rasa keingintahuan tersebut, manusia berusaha untuk mencari kebenarannya. Dari yang awalnya hanya berburu dan meramu, setelah memiliki ilmu pengetahuan mengenai tumbuhan dan hewan, manusia mulai menetap dengan bertani dan beternak. Perubahan dari kegiatan berburu dan meramu menjadi bertani dan beternak memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan umat manusia (Locay, 1989).

Dampak yang pertama yaitu meningkatnya jumlah pangan yang mampu diperoleh oleh manusia. Dengan kegiatan bertani dan beternak, manusia tidak perlu lagi berburu dan meramu yang hasilnya juga tidak menentu. Jumlah pangan yang diperoleh dari kegiatan bertani jauh lebih banyak daripada harus mencari di hutan yang jauh dan berbahaya. Peternakan yang dibuat juga memberikan manusia kepastian akan sumber daging tanpa harus membahayakan nyawa dengan berburu.

Dampak yang kedua yaitu Populasi manusia meningkat drastis dan mulai hidup menetap. Kegiatan pertanian membuat manusia tidak perlu lagi pergi jauh dari pemukimannya dan membahayakan diri untuk mencari makan. Hal ini karena sumber pangan mereka budidayakan sendiri di pemukimannya. Dengan jumlah pangan yang banyak dan resiko kematian yang rendah, populasi manusia meledak dengan cepat.


Gambar 3. Kota Manusia di Mesir sekitar 3000 Tahun Sebelum Masehi
Sumber : http://wawasansejarah.com/peradaban-mesir-kuno/

Setelah manusia mulai menetap dan populasi menjadi semakin banyak, muncul kota-kota besar yang menjadi tempat untuk tinggal umat manusia. Kota pertama manusia dikatakan oleh para peneliti terdapat pada mesir yang muncul sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Dengan semakin padatnya penduduk, maka permasalahan yang ada juga semakin kompleks untuk menghidupi seluruh populasi manusia tersebut. Mulai dari permasalahan pangan, sandang, papan, serta masalah-masalah administratif lain seperti kalkulasi, penyimpanan, bahasa, pertahanan dan lain sebagainya.

Semakin banyak permasalahan yang muncul maka manusia akan semakin mempertanyakan bagaimana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bagaimana untuk dapat hidup lebih baik, lebih nyaman, lebih sejahtera dan lain sebagainya. Munculnya pertanyaan-pertanyaan tersebut yang membuat ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan pesat dan semakin memudahkan manusia dalam kehidupannya.

Hingga saat ini, permasalahan yang dihadapi oleh manusia semakin banyak dan jawaban dari setiap permasalahan tersebut semakin sulit. Bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan juga semakin jelas dan diatur sehingga ketika dilaksanakan oleh semua orang dengan metode yang sama akan menghasilkan jawaban  yang sama yaitu Metode Ilmiah yang akan kita bahas pada kesempatan yang lain.

Oleh karena itu, berhentilah mengeluh. Jika ada kesulitan, buatlah pertanyaan.
Mengapa saya mengalami ini? mengalami itu? dan lain sebagainya. Kemudian cobalah menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga harapannya, akan diperoleh jawaban yang dapat membuat diri anda atau bahkan seluruh manusia menjadi lebih baik.

Saya doakan semoga Sukses untuk kalian semua.




Daftar Pustaka

Grant, Edward (2007). "Ancient Egypt to Plato". A History of Natural Philosophy: From the Ancient World to the Nineteenth Century (First ed.). New York, New York: Cambridge University Press. pp. 1–26.



James, Steven R. (1989). "Hominid Use of Fire in the Lower and Middle Pleistocene: A Review of the Evidence". Current Anthropology. University of Chicago Press. 30 (1): 1–26.



Locay, L. From Hunting and Gathering to Agriculture. University of Chicago Press. 37(4) : 737-756.


Sumner, Judith (2000). The Natural History of Medicinal Plants. Timber Press. p. 16. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar